Sabtu, 24 September 2016

Pengaruh Pemberian Air Rebusan Daun Salam (Syzgium Polyanthum W) Terhadap Penurunan Kadar Asam Urat








            Hello sahabat setia avisena. Pembaca icon setia kami.
Kali ini kami hadir untuk membahas mengenai Pengaruh Pemberian Air Rebusan Daun Salam (Syzgium Polyanthum W) Terhadap Penurunan Kadar Asam Urat.Bagi yang suka masak pasti tau apa itu daun salam.  Daun salam biasanya menjadi salah satu bumbu penyedap bagi masakan. Daun salam biasanya dicampurkan pada masakan dalam bentuk kering ataupun masih segar.

Asam urat adalah senyawa sukar larut dalam air yang merupakan hasil akhir metabolisme purin. Secara alamiah purin terdapat didalam tubuh kita dan dijumpai pada semua makanan dari sel hidup, yakni tanaman berupa sayur, buah, kacang-kacangan atau hewan berupa daging, jeroan, ikan sarden, minuman beralkohol dan makanan kaleng (Damayanti, 2012).
            Kandungan zat kimia dalam daun salam (Syzgium polyanthum W) yang dapat menurunkan kadar asam urat dalam darah adalah Flavonoid. Flavonoid merupakan senyawa pereduksi yang baik, menghambat banyak reaksi oksidasi, baik secara enzimatik maupun non enzimatik. Flavonoid juga berfungsi sebagai diuretik yang dapat memperlancar pembuangan zat-zat metabolisme yang tidak berguna didalam tubuh melalui urin (Utami, 2003).
            Caranya , ambil sekitar 10 lembar daun salam dan kemudian cuci bersih. Rebus dengan 10 gelas air, sampai sisa air tinggal 5 gelas. Minum rebusan ini dua kali sehari rebuasan ini.
            Beberapa penelitian terhadap rebusan daun salam menunjukkan bahwa daun salam dapat menurunkan kadar asam urat. Dari penjelasan diatas dapat kita simpulkan untuk bahwa daun salam dapat dijadikan pengembangan terapi komplementer dalam membantu menurunkan kadar asam urat dengan merebus daun salam dan minum rebusannya dua kali sehari, dan asuhan keperawatan secara mandiri dapat dilakukan dengan lebih baik.

Oleh : Iska Mulwandari

Sumber: MEDISAINS
Jurnal Ilmiah Ilmu-Ilmu Kesehatan, Vol. XVII No. 2 AGUSTUS 2014

Sabtu, 17 September 2016

Terapi Tertawa untuk Menurunkan Stres pada Pasien Hipertensi



Hello good people !!!!!
Avisena kembali hadir dengan ICON (Ilmiah Colection),
Kali ini kita akan membahas tentang terapi tertawa untuk menurunkan stres pada pasien hipertensi . Terapi tawa adalah salah satu cara untuk mencapai kondisi rileks. Beberapa penelitian terhadap terapi tawa menunjukkan, bahwa terapi tawa memiliki dampak psikologis dan fisiologis, terkait stres, efikasi diri, dan tekanan darah Tertawa merupakan paduan dari peningkatan sistem saraf simpatetik dan juga penurun-an kerja sistem saraf simpatetik. Pening-katannya berfungsi untuk memberikan tenaga bagi gerakan pada tubuh, namun hal ini kemudian juga diikuti oleh penu-runan sistem saraf simpatetik yang salah satunya disebabkan oleh adanya perubah-an kondisi otot yang menjadi lebih rileks, dan pengurangan pemecahan terhadap nitric oxide yang membawa pada pelebaran pembuluh darah, sehingga rata-rata terta-wa menyebabkan aliran darah sebesar 20%, sementara stres menyebabkan penu-runan aliran darah sekitar 30% . Disamping tertawa, mem-bentuk wajah dengan ekspresi tertentu juga akan mempengaruhi pengalaman emosional yang disebut dengan facial feedback hypothesis).
Terapi tawa dilakukan dengan cara mengajak klien melakukan aktivitas terta-wa dengan melibatkan perilaku dan gerakan tubuh yaitu dengan melakukan latihan teknik tawa untuk memunculkan tertawa alami lewat perilakunya sendiri tanpa adanya humor. Individu akan berlatih melakukan gerakan motorik dan suara tertawa, yang akhirnya berakhir pada kondisi fisiologis (meningkatnya sistem saraf parasimpatetis dan menu-runnya sistem saraf simpatis). Mengacu kepada facial feedback hypotheses maka perubahan ekspresi/gerakan wajah dapat menimbulkan perasaan/emosi yang sama. Beberapa penelitian terhadap terapi tawa menunjukkan, bahwa terapi tawa memiliki dampak psikologis dan fisiologis, terkait stres, efikasi diri, dan tekanan darah .Dari penjelasan di atas dapat kita simpulkan terapi tertawa sangat baik untuk menurunkan stres terhadap pasien hipertensi . sekian dari saya dan sampai jumpa di lain waktu semoga artikelnya bermanfaat....
AVISENA ,Salam ilmiah!!!

Created by: Suci Rahma Yuni

Minggu, 11 September 2016

Terapi Sederhana Menekan Gejala Penyakit Degeneratif dengan Cara Berjalan Kaki.





Halooo avisenaeeerrsss kembali lagi dengan ilmiah colections atau yang disingkat dengan Icons, pada kesempatan kali ini kita akan membahas Terapi Sederhana Menekan Gejala Penyakit Degeneratif dengan Cara Berjalan Kaki.
Sebelumnya mimin mau tanya dulu nihhh, apa lagi khususnya buat kamu yang masih muda, berapa jauhkan kamu berjalan kaki dalam sehari ? lalu kalo jalan-jalan ke mall pilih nya naik llift atau naik tangga (yang biasa nya digunakan untuk jalur evakuasi) ? dan jika ada lomba jalan santai kamu pada antusias nggak buat ikut??? Hmm...pikir-pikir dulu kali yaa???
Naahh, avisenaerrrss tau nggak kenapa mimin  sampe kepo-in gitu soal berjalan kaki, itu karena kebiasaan kita sekarang ini cenderung mengandalkan perkembangan di dunia teknologi, yang  menyebabkan  kita  kurang  bergerak (low  body  movement)  atau  sering  disebut  dengan  istilah hypokinetic,  seperti  penggunaan remote control, komputer,  lift,  escalator, transportasi, dan peralatan canggih lainnya tanpa diimbangi  dengan  aktifitas  fisik  (Dede  Kusuma,  2006). Dan sadarkan kita semua dengan kebiasaan tersebut akan memicu berkembangnya penyakit degeneratif dalam tubuh kita, contohnya seperti overweight,  obesitas,  diabetes,  kolesterol,  hipertensi,  kanker usus,  anxiety, depresi, osteoporosis, dan juga resiko penyakit jantung (cardiovaskuler) yang  merupakan  penyakit  yang  penyebab  kematian  no  1  di  dunia. Selain beberapa penyakit diatas gaya hidup yang kurang bergerak (hypokinetic) ini juga berdampak buruk pada penampilan tubuh yang akan mempengaruhi mental seseorang khususnya kaum wanita.
Dengan melihat permasalahan diatas mimin mau kasi solusi buat avisenaers yang bisa atau berkemungkinan terkena hypokinetic cara nya yaitu dengan terapi berjalan kaki. Jalan  kaki  atau  berjalan  kaki  merupakan  salah  satu  bentuk  aktivitas  fisik  yang  juga merupakan  olahraga,  karena  berjalan  kaki  merupakan  serangkaian  gerak  yang  dilakukan secara  sistematis  dan  fungsional  juga,  dalam  bentuk  latihan  low  impact. Jalan  kaki  adalah  salah  satu  aktivitas  yang  sangat  sederhana yang  dapat  dilakukan  oleh  semua  orang  dan  juga  golongan  umur. Aktivitas ini merupakan aktivitas rutin dari semua orang dan jika ditinjau jalan kaki juga merupakan jenis olahraga rekreasi untuk kesehatan yang dapat  meningkatkan  kebugaran  karena  bersifat  olahraga  aerobik. Meskipun  olahraga  jalan  kaki  merupakan  jenis  olahraga  sederhana, tetapi  memiliki  banyak  kelebihan,  selain  olahraga  yang  murah,  mudah, aman, juga memiliki segudang manfaat yang dapat mencegah terjadinya penyakit  degeneratif. Aktivitas  jalan  kaki  memang  baru  bisa  disebut  olahraga  jika  dilakukan  secara kontiniu, minimum 30 menit setiap harinya. Berikut beberapa manfaat dari berjalan kaki adalah mengurangi metabolic syndrome, mengurangi resiko terkena kanker payudara (Carsino Mamae), mengurangi berat badan, mengurangi gejala Osteoporosis, mencegah Diabetes, dan jugadengan berjalan kaki kita dapat terhindar dari penyakit kardiovaskuler.
Agar berjalan kaki  menjadi  lebih  bermakna  dan  dapat  diaplikasikan dalam  kehidupan  sehari-hari  maka strategi yang adalah:
§  Lakukan  jalan  kaki  paling  minim  dalam  waktu  15  menit  agar
memperoleh  manfaat  dan  dapat  dilakukan  secara  berkesinambungan.
§  Luangkan  waktu  untuk  melakukan  jalan  kaki  dan  adanya  kesadaran  diri sendiri untuk menerapkan pola hidup sehat dan memikirkan ke depannya.
§  Parkirkan  mobil  agak  jauh  dari  pintu  masuk  kantor,  sehingga  kita  dapat menambah  kesempatan  untuk  melakukan  jalan  kaki.
§  Di  sekolah-sekolah,  di  perguruan  tinggi,  instansi-instansi  misalnya menjadikan  jalan  kaki  bersama  sebagai  salah  satu  program  peningkatan kebugaran.
§  Secara  umum,  pemerintah  juga  dapat  berperan  untuk  mensukseskan  dan menerapkan gerakan hidup sehat, dengan berjalan kaki secara berkelanjutan.
Waaahh rasanya mimin udah panjang lebar banget yaa menjelaskannya, semoga informasi ini bisa bermanfaat bagi avisenaers semua. Terimakasih

Created by : Erni Cahaya Yanti Gea

Sumber : Rosmaini Hasibuan : Terapi Sederhana Menekan Gejala Penyakit   Degeneratif